Sunday, August 19, 2018

Etika Komunikasi Menurut Prespektif Islam

    

Etika Komunikasi Menurut Prespektif Islam

Pendahuluan
 Etika berkomunikasi bukan hanya di pelajari di bangku kuliah saja ,namun sebenarnya etika berkomunikasi sudah di ajarkan oleh sang pencipta  Allah S.W.T dalam Al-Quran yang membahas  tentang bagaimana pentingnya komunikasi bagi umat manusia, khususnya umat Islam.
Dalam perspektif Islam, komunikasi disamping untuk mewujudkan hubungan dengan Allah Swt, juga untuk menegakkan komunikasi secara terhadap sesama manusia. Komunikasi dengan Allah Swt tercermin melalui ibadah-ibadah fardhu (salat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang disebut muamalah, yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya.
Etika Komunikasi

Etika dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),dan komunikasi sendiri dalam KBBI artinya adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Dalam Al Quran sendiri sering di tekankan tentang komunikasi,dan etika-etikanya setidaknya ada enam jenis, yakni (1) Qaulan Sadida, (2) Qaulan Baligha, (3) Qulan Ma’rufa, (4) Qaulan Karima, (5) Qaulan Layinan, dan (6) Qaulan Maysura.
(1)   Qaulan Sadida
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida - perkataan yang benar (QS. 4:9)
(2)   Qaulan Baligha
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلًا بَلِيغًا
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha - perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (QS An-Nissa :63).
Dalam hadits juga di jelaskan :
وعن ابى مسعود عقبة بن عمر الانصاري البدري رضى الله عنه قال: قال رسول الله ص م: من دل على خير فله مثل اجر فاعله (رواه مسلم)
Dari Abu mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshari Al Badri RA berkata, bahwa Rasulallah SAW bersabda: “Barang siapa mengajak kepada kebaikan maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakan kebaikan itu.” (HR. Muslim)
(3)   Qaulan Ma’rufa

وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا عَرَّضْتُم بِهِ مِنْ خِطْبَةِ النِّسَاءِ أَوْ أَكْنَنتُمْ فِي أَنفُسِكُمْ ۚ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ سَتَذْكُرُونَهُنَّ وَلَٰكِن لَّا تُوَاعِدُوهُنَّ سِرًّا إِلَّا أَن تَقُولُوا قَوْلًا مَّعْرُوفًا ۚ وَلَا تَعْزِمُوا عُقْدَةَ النِّكَاحِ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْكِتَابُ أَجَلَهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa - perkataan yang baik… (QS. Al-Baqarah:235).

(4)   Qaulan Karima

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ
o
أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima - ucapan yang mulia (QS. Al-Isra: 23).
(5)   Qaulan Layinan

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina - kata-kata yang lemah-lembut… (QS. Thaha: 44).
(6)   Qaulan Maysura

وَإِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِّن رَّبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُل لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُورًا


”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura - ucapan yang mudah. (QS. Al-Isra: 28).
Seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwasannya Al-Quran  tidak hanya menceritakan kisah- kisah nabi saja,tetapi Al-Quran juga membicarakan tentang adab berkomunikasi.Dalam konteks lain Diantara adab-adab dalam berbicara dan berkomunikasi yang perlu kita perhatikan serta hendaknya kita mengajarkannya kepada anak-anak kita adalah sebagai berikut;
1.       Merendahkan suara saat berbicara
Hikmah merendahkan suara ketika berbicara :
*Menciptakan sifat lemah lembut.
* Menyebabkan kasih sayang Allah swt. Bahwa salah satu bentuk kasih sayang terhadap orang lain adalah berkata sopan dan merendahkan suara.
* Menumbuhkan kecintaan dan kedekatan.
2.       Berbicara dengan kata-kata yang baik dan sopan
3.       Mendengarkan dan tidak memotong pembicaraan orang lain
4.       Berbicara jika mengandung kebaikan
5.       Tidak berdusta dalam berbicara
6.       Memulai dengan salam sebelum berbicara.

 Tauladan Nabi
Sungguh dalam diri Rasul ada suri teladan yang baik. Inilah jenak-jenak kehiduapn beliau yang indah yang seyognya diteladani oleh setiap orang.
Tatkala beliau ditarik selendangnya dengan kasar oleh seorang yahudi dan menagih utangnya dengan tidak sopan, Rasul tidak membalas dengan ucapan menghardik atau pekikan marah. Justru umar yang dengan tegasnya meminta agar dirinya memenggal kepala orang yang tidak sopan itu. Rasul hanya bertanya padanya, Berapa tanggungan saya ? Dan akhirnya beliau menyuruh sahabatnya untuk mengambilkan uang di Baitul Mal kaum muslimin dan melunasinya.
Rasul juga tidak pernah membalas perlakuan orang-orang musyrik Quraisy yang setiap hari menyakitinya dengan sumpah serapah atau umpatan amarah.Atau perlakuan Rasul terhadap seorang yahudi yang buta yang setiap hari mengumpat beliau setiap kali melewatinya saat akan melaksanakan shalat. Justru Rasul menyuapinya dengan sangat perhatian dan kelembutan. Sepeninggal Rasul, si yahudi ini heran, orang yang sekarang menyuapi dirinya dirasakan tidak sama dengan orang yang sebelumnya. Abu Bakar yang menyuapinya menggantikan Rasul menjawab, ”Yang anda maksud adalah Muhammad utusan Allah.” Seakan disambar petir di siang bolong, ia terkesima; orang yang selama ini saya jelek-jelekkan, menyuapi dirinya dengan tekun. Sungguh ajaran yang dibawanya sangat mulia. Ketika itu ia mengucapkan Syahadat.”
Bagaimana Rasulullah saw berkomunikasi dengan keluarganya ? Dengan anak-istrinya ? Kita temukan di banyak riwayat bahwa beliau selalu berkata lembut, ramah, dan panggilan kasih sayang. Dengan istri-istrinya beliau selalu menyenangkan dan membahagiakan mereka dalam beragam bentuknya. Dengan anak-anak, beliau selalu mengecup kening dan mencium pipi dengan kasih sayang. Merendahkan suara, jauh dari sikap kasar dan omongan menyakitkan.

Kesimpulan
Komunikasi sudah ada sejak dulu kala ,guna bertukar informasi dari komunikan terhadap komunikator,dan manusia tidak akan lepas darinya,karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri,tetapi membutuhkan orang lain.Tidak lepas daripada itu agama juga berperan besar dalam komunikasi ,yaitu tentang tata cara berkomunikasi dengan baik dan benar.
Dalam agama islam komunikasi adalah hal yang sudah diperhatikan sejak awal,karena dengan  kesalahan komunikasi kita bisa menyakiti orang,atau mungkin sampai bisa membunuh orang.Di dalam Al-Quran juga di tekan tentang contoh-contoh berkomunikasi seprti apa yang telah dijelaskan di atas.
Penutup
Dengan memperbaiki komunikasi kita bisa memperbaiki diri,dan dengan kesalahan dalam berkomunikasi pula kita bisa merusak diri.


















No comments:

Post a Comment

RESUME BUKU HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL ( HUALA ADOLF )

BAB I Hukum perdagangan internasional adalah bidang hukum yang berkembang cepat. Ruang lingkup bidang hukum ini pun cukup luas. Hubun...