Kemampuan Merubah Keyakinan
Keyakinan adalah inti
keimanan. Dimulai dengan keyakinan kepada Allah, percaya sepenuh hati bahwa
Allah adalah Tuhan, Pemilik, Pemelihara, dan Pemberi segala-galanya.
Keyakinan kepada Allah melahirkan keyakinan-keyakinan lain atas apa yang di ciptakan Allah.
Keyakinan kepada Allah melahirkan keyakinan-keyakinan lain atas apa yang di ciptakan Allah.
Bahwa
setiap yang diciptakan Allah memiliki karakter dan kemampuan yang menjadi ciri
khasnya sendiri. Manusia diciptakan Allah memiliki fitrah dan karakter yang
luar biasa dibandngkan makhluk lain. Manusia adalah gambaran Khaliq, memiliki
sepercikan sifat-sifat Tuhan yang mampu melakukan apa saja. Artinya, kita harus
yakin terhadap apa saja yang hendak kita kerjakan, kita harus yakin akan bisa
mencapai tujuan, kita harus yakin Allah akan memberikannya. kita harus yakin
bahwa apa yang kita kerjakan akan berhasil dan mendapat pahala.
Begitu pentingnya
keyakinan dalam hidup, sampai-sampai Rasulullah Saw dalam menanamkan kayakinan
ini kepada masyarakat membutuhkan waktu 13 tahun lamanya. Manusia ini disebut
mayat
kalau tidak punya nyawa. Manusia yang bernyawa tidak berarti apa-apa kalau
tidak punya ruh. Ruh tidak berdaya apa-apa kalau tidak punya keyakinan. Jadi
Keyakian itulah yang menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dan
melakukan aktivitas. keyakinan inilah yang membuat kita tidak pantang menyerah,
selalu mencari terobosan dari suatu teori ke teori lain, dari satu upaya ke
upaya yang lain. Dan keyakinan itu pulalah yang membedakan siapa yang berhak
mendapat pahala atau tidak mendapat pahala dari Allah SWT.
Keyakinan harus
didasarkan pada ilmu. Keyakinan yang membabi buta tanpa ada fakta dan didukung
oleh ilmu pengetahuan akan sangat berbahaya, bisa mencelakakan diri. Keyakinan
seperti itu sangat dicela oleh agama. Apalagi keyakinan pada hal-hal yang
negatif. Keyakina yang harus kita pegang adalah keyakinan yang positif,
keyakinan yang mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik. Tinggalkan keyakinan
yang membuat hidup tidak lebih baik. Dalam surat Yunus ayat 37
tertulis"Tinggalkan
prasangka-prasangka buruk, karena itu akan menghambat kemajuan anda. Allah
berfirman : Sesungguhnya prasangka itu tidak berguna sama sekali untuk
kebenaran atau kemajuan. (QS.Yunus:39)
Kisah tentang keyakinan
Kita tentu ingat kisah Isra’ dan Mi’raj dan bagaimana
Nabi kita yang mulia memperoleh perintah solat lima waktu pertama kalinya
secara langsung dari Dzat Yang Maha Agung Alloh Robbul Alamin tanpa melalui
perantara sebagaimana biasanya. Kita semuapun mengetahui bahwa perintah ini
menjadikan syariat solat lima waktu merupakan syariat yang wajib dilaksanakan
bagi setiap muslim yang telah akil baligh. Coba tengok bagaimana kondisi dan
keadaan Nabi kita yang mulia selepas di Isra’-kan ke Baitul Maqdis kemudian Mi’raj-kan
ke Sidratul Muntaha dan semua itu dilakukan dalam jangka waktu sehari semalam. Sebuah
perjalanan yang bahkan seandainya hal itu dilakukan oleh kuda-kuda Quraisy yang
paling kuat dan penunggang yang paling tangguh maka hanya mampu ditempuh satu
bulan.
Percayakah
kita saat itu apabila ada seseorang yang tidak bisa menulis dan membaca
kemudian menyampaikan berita mampu melakukan perjalanan satu hari satu malam
dengan Bouraq sebuah makhluk berbentuk kuda yang memiliki sayap dari Mekah ke
Palestina dan kemudian kembali lagi ke Mekah?. Sebuah perjalanan yang hanya
mungkin dilakukan dalam waktu satu bulan dengan kuda terbaik dan penunggang
terbaik. Inilah sulitnya menjadi seorang sahabat kala itu.
Dengan
kondisi teknologi yang belum secanggih sekarang maka jika bukan orang-orang
pilihan maka siapa lagi yang mungkin dapat percaya?. Semua diluar akal manusia
kala itu. Seorang pembesar Quraisy yakni Abul Hakkam yang dijuluki Abu Jahal
untuk menghancurkan keyakinan orang-orang muslim kala itu mengajak Nabi kita
yang mulia naik ke atas bukit Abu Qubais.
Bukit
Abu Qubais merupakan sarana informasi yang digunakan oleh orang-orang Quraisy
untuk menyampaikan sebuah berita ke khalayak ramai ke seluruh rakyat Mekah.
Nabi kita yang mulia oleh Abul Hakkam diminta menyampaikan kisah Isra’ dan
Mi’raj. Maka Nabipun kemudian menyampaikan keseluruhan kisah perjalanan
yang telah dilakukan dari awal hingga akhir. Tahukah apa respon dari rakyat
Mekah?. Rakyat Mekah yang telah berkumpul ketika itu spontanitas meragukan kisah
yang disampaikan. Berita itu tersebar ke seluruh penduduk Mekah hingga membuat
guncang iman kaum muslimin.
Abul
Hakkam dengan bangga merasa telah menghancurkan agama Islam dan dirinya pun
turun dari bukit Abu Qubais menuju Darun Nadwah. Sebuah tempat berkumpul bagi
orang-orang Quraisy untuk bermusyawarah. Abul Hakkam menceritakan kepada mereka
kisah Nabi kita yang mulia peristiwa Isra’ dan Mi’raj dan mendustakan kisah
tersebut. Dan ia bangga dan merasa telah menang dan menghancurkan agama Islam.
Namun
keberhasilan tersebut belum sempurna dan totalitas sebelum satu orang
mendustakan kisah ini. Siapakah yang dimaksud?. Orang yang dimaksud adalah Abu
Bakar Ash-Shidiq radhiyallohu’anhu. Maka pergilah Abul Hakkam dan rombongannya
mencari Abu Bakar. Setelah bertemu dengannya diceritakanlah kisah perjalanan
Nabi tadi dari awal hingga akhir. Responnya tentu saja kita ketahui bahwa Abu
Bakar mengimaninya. Abu Bakar mempercayai perjalanan Nabi dari Isra’ dan
Mi’rajnya. Maka saudaraku tengoklah apa responnya. Tengoklah bagaimana
sikapnya. Tengoklah bagaimana akhlak beliau yang mulia mematahkan pendapat Abul
Hakkam. Abul Hakkam tidak bisa berkata.
Disini
urusannya belum selesai karena rakyat Mekah mendustakan kisah ini bahkan
membuat iman kaum muslimin guncang karenanya. Simaklah bagaimana Abu Bakar
membalikkan isu yang miring dan informasi yang keliru konspirasi orang-orang
Quraisy. Dicarilah Rosululloh Shalallohu alaihi wa Salam ke bukit Abu
Qubais.Pada saat itu orang-orang masih ramai berkumpul di bukit Abu Qubais dan
bertanya kepada Rosululloh kebenaran berita yang disampaikan. Perhatikanlah
bagaimana cara Abu Bakar membalikkan informasi yang keliru.
Dari
kejauhan Abu Bakar berteriak memanggil. “Ya Rosululloh!, Ya Rosululloh!”.
Orang-orangpun memberikan jalan kepada Abu Bakar. Dari mulai memanggil
Rosululloh sembari berjalan menuju Rosululloh, Abu Bakar bercerita kisah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Semua matapun tertuju pada Abu Bakar. Sesekali Abu
Bakar berhenti berjalan dengan tetap mengulangi kisah yang disampaikan hingga tepat
sampai di sisi Rosululloh. Abu Bakar bertanya, “Benarkah apa yang engkau
ceritakan?”. Rosululloh pun mengatakan dan dengan lantang Abu Bakar pun
menimpali. “ANDA BENAR WAHAI ROSULULLOH ! “.
Seketika
itu isu dan berita miring tentang kebohongan berbalik 360 derajat pada penduduk
Mekah dan iman orang-orang muslimin pun kembali dan kokoh. Informasi kebenaran
dengan sangat cepat merebak ke seluruh penjuru Mekah. Konspirasi orang-orang
Quraisy dipimpin oleh Abul Hakkam yang ingin menghancurkan atau minimal
melemahkan keyakinan muslimin gagal total.
Kunci utama yang bisa kita petik dari kisah diatas adalah
:
1.
Keimanan kepada Allah yang terpatri dengan begitu
mendalam
2.
Keyakinan akan syariat yang dibawa oleh Baginda
Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wa Salam.
3. Selalu
seleksi berita dan informasi yang sampai kepada kita. Tahan lisan dan jari
kita.
.
3.
3.
No comments:
Post a Comment