Masalah Anak-Anak Dalam Membaca Al Quran
Abstrak
Di era modern ini anak-anak semakin jarang terlihat membaca
Al-Quran,buktinya di setiap tempat anak-anak lebih banyak membicarakan super
hero yang ada di televisi dari pada pejuang islam yang telah memperjuangkan
islam agar menyebar keseluruh penjuru. Bahkan nama nabi dan rasulpun jarang
diketahuinya,kisahnyapun jarang terdengar di telinga mereka.Itu semua terjadi
di sebabkan kurangnya naungan orangtua yang kurang,karena kurangnya pengetahuan
dalam agama. Apabila anak-anak sudah jauh dari agama islam, begitu pula ia akan
jauh dari surga.
Tujuan pembahasan
ini untuk mengetahui keutamaan membaca AlQuran dan mengatasi permasalahn anak
dalam membaca Al-Quran.Agar anak lebih tenang jiwanya karena dekat dengan Allah
S.W.T, dan insyaallah orangtuanyapun akan terbawa oleh amal baik anaknya dan
bersama di surga amin ya robbal a’lamin.Tidak lupa juga, pembahasan ini akan
membahs berapa penntingnya peran pendidik dalam kehidupan anak.Hasil dari pembahasan
adalah menjelasakan betapa pentngnya AlQuran dalam hidup ini,sampai sampai satu
huruf dalam AlQuran dinilai sebanyak sepuluh pahala ‘ Subhanallah ‘.
Al Quran adalah
kitab yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad S.A.W ,melalui malaikat
jibril sebagai perantaranya.Yang mana harus diimani secara lahiriyah dan
badaniyah,al quran sendiri adalah urutan rukun iman yang ketiga setelah
iman kepada Allah dan iman kepada malaikat.Beriman,dalam konteks islam adalah
percaya dalam hati,lalu mengucapkannya dengan lisan dan terakhir mengamalkannya
dengan perbuatan.”Aisyah r.a berkata "Iman kepada Allah itu mengakui
dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota”."Imam
al-Ghazali menguraikan makna
iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan
hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota) .Iman itu ada
beberapa fase :
1.
Muslim : Orang yang mengaku
islam,dan kadar keimanannya masih sangat rendah,tidak jauh beda dengan iblis
yang masih mengimani Allah yang maha Esa.
2.
Mu”min : Orang yang beriman
kepada Allah,dan mengkaji syariat-syariat islam,hingga keimanannyapun
bertambah.Disebabkan pahamnya terhadap syariat yang lalu mengamalkannya dalam
kegiatan sehari-harinya.
3.
Mukhsin : Orang yang
mengimani Allah dari hati,perkataan dan perbuatan,agar ia menjadi lebih baik di
hadapan Allah.
4.
Mukhlis : Orang yang
ikhlas mengabdikan dirinya hanya Allah semata.
5.
Muttaqien :Orang yang
bertaqwa,inilah derajat orang yang tertinggi imannya.
Iman kepada Al
Quran ,sama saja iman kepada Allah ,mengejek Al Quran ,sama saja dengan
mengejek Allah.Dalam tata cara mengimani Al Quran,pertama kita harus bisa
membacanya dan menulisnya , baru setelah itu kita baru bisa paham dan dapat
maju ke jenjang berikutnya,yaitu menafsirkan alQuran.Tapi untuk menuju
tingkatan seperti ini butuh di dasari oleh latiham membaca dan menulis yang
baik.Inilah tugas yang susah bagi para pengajar anak –anak,karena di waktu
dinilah mereka membangun dasar-dasar yang kuat dan tidak boleh
lengah,dikarenakan apabiala pondasi bawahannya lemah pasti bangunannya akan
menjadi lemah pula.
Diantara tugas-tugas
untuk mengajar,para guru juga harus mempedulikan proses pendidikan yang berada
di sekitarnya,agar mereka tumbuh sesuai dengan fitrahnya,dan hati merekapun
juga di penuhi dengan cahaya hikmah,sebelum mereka ternodai oleh berbagai macam
bentuk kemaksiatan dan kesesatan yang
mana selalu didahului oleh hawa nafsunya
dari pada akal sehatnya .Lagi pula Al Quran juga dapat di baca di saat suka
maupun duka ,berbagai pelajaran dan manfaat yang ada di Al Quran juga bernilai
ibadah bagi yang membacanya maupun bagi orang yang mendengarkannya.
Seperti
tauladan yang satu ini,beliau bernama Amr bin Salamah.Dia adalah salah seorang
sahabat Rasulullah yang memiliki kekuatan hafalan di atas rata-rata.Ia juga
mempunyai keinginan kut untuk menghafal Quran .Amr bin Salamah selalu menanti
kedatangan kafilah dari madinah untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang turun.Suatu
ketika, kaumnya mencari seorangimam solat.Namun mereka tidak menemukan siapapun
yang hafalan Al-Qurannya lebih banyak dari Amr bin Salamah.Mereka sendiri
pernah mendengar sabda rasulullah S.A.W “Jika waktu salat tiba,hendaklah
salah seorang dari kalian mengumandangkan adzan,lalu hendaklah yang paling
banyakhafal Al-Qurannya mengimani kalian.”Meski saat itu Amr bin Salamah
masih berumur tujuh tahun( (Asy-Syantut,
2013) .Dari
kisah tauladan diatas kita seharusnya malu terhadap diri sendiri dan malu
terhadap anak-anak kita.Sahabat Amr bin Salamah saja bisa menghafalkan Al Quran
di usianya yang semuda itu,pertanyaannya,berapakah umur anda dan berapakah umur
anda.Semua itu dimulai dari keadaan di sekelilingnya terlebih dahulu.
Agama dan
Kehidupan
Di dalam jiwa
sebagian generasi muda, agama merupakan suatu gambaran yang menakutkan dan
mengerikan.Mereka mendengarkan agama,tapi kemudian lari,memalingkan pendengaran
dan penglihatan mereka darinya.Mereka menyangka agama-agama itu berjalan di
jalur yang bertentangan.Di dalam masyarakat modern,banyak sekali
ideologi-ideolgi yang melawan agama.Contohnya Marxisme ,ia menyebarkan isu
bahwasannya ajaran-ajaran agama menjadi sebab kemunduran
manusia.Eksistensialisme( Wujud/keberadaan )menyatakan bahwa manusia dapat menciptakan esensinya,dan kebebasan dijadikan
salah satu tolakukur dalam menentukan kemajuan manusia.Sekularismeberusaha
memisahkan agama dari negara.Dan banyak lagi pendapat-pendapat serta aliran
yang menentukan nilai-nialai luhur kemanusiaan,sambil memadamkan bagian yang
tercerahkan dari manusia,serta tetap berada di sisi gelap.
Sama sekali
tidak benar apa yang dikatakan sebagian orang bahwa agama bertentangan dengan
kehidupan.Sebab,sejak awal perkembangannya,agama selalu mengiringi langkah
manusia.Pada berbagai periode yang dilalui oleh manusia,dan dalam
kondisi-kndisi yang berbeda,seperti saat jatuh dan bangkit,kuat dan lemah,teguh
dan goyah,goncang dan gelisah,aman dan takut,damai dan perang,serta saat
pemberontakan dan ketundukan,agama-agama tetap menunjukan jalan,bimbingan dan
pendidikan,serta memberikan kepada manusia pedoman yang sangat jelas dalam
memperlakukan manusia dan menyodorkan solusi bagi segala kesulitan yang
dihadapi oleh masyarakat.Agama-agama menjadi penolong yang paling baik atas kemajuan
bangsa-bangsa dan kecemerlangannya.Agama-agama menjadi sumber yang paling baik
bagi para pemimpin bangsa dan ulama dalam menata sistem yang adil yang mereka
cita-citakan,yang dengan itu mereka bisa memutuskan berbagai persoalan yang
dihadapi umatnya,mengatur bangsanya,meratakan kesejahteraan,dan menyiapkan
sarana yang menghantarkan mereka kepada kebahagiaan yang sejati.
Semua agama
merupakan anugerah samawi bagi penduduk bumi yang hidup dan mendambakan
kehidupan yang mulia dan terhormat,suatu kehidupan yang di dalamnya terdapat
keridhaan dan kebahagiaan,tidak mengenal rasa takut,tidak tersentuh oleh rasa
pesimis,keburukan dan kesulitan.Umat yang ditimpa kehinaan,putus asa dan
menderita,lapar dan miskin,adalah umat yang lebih pantas mati ketimbang hidup,lenyap
ketimbang ada.Ia lebih tepat diberi obat yang sepantasnya diberikan kepada umat
yang sedang sakit atau sekarat.Agama –agama hadir untuk menyelamatkan manusia
yang ingin hidup terhormat dan mulia,dan ingin tetap kekal dengan seluruh pengertian
yang bisa dicakup oleh istilah ini.Aneh bila ada orang yang mengatakan bahwa
agama tidak sejalan dengan kehidupan.Bahkan agama sesungguhnya searah dan
berperan sebagai pembimbing bagi manusia dalam kegelapan dan ketidak pastian
hidup. Dengan agamalah mereka bisa sampai kepada kebahagiaan yang mereka
cita-citakan,laksana orang yang lepas dari dahaga karena adanya air,atau orang
yang menemukan perlindungan dari hal-hal yang menakutkan,musibah,dan segala
bentuk kegelisahan.
Lebih dari
itu,islam memperhatikan aspek aspek ekonomi,seperti setiap orang fakir
mempunyai hak pada harta orang kaya,pembagian warisan secara adil ,untuk
menghindari penguasaan orang orang rakus dan mencegah terjadinya monopoli di
saat harga menjadi mahal.Kita dapat mengatakan bahwa tujuan agama islam ada
lima :
1.
Akidah yang murni
2.
Peraturan yang adil
3.
Politik yang demokratis
4.
Moral yang teguh
5.
Cara yang diridhai tuhan
Pada saat yang sama,agama lain tidak memiliki lima tujuan di
atas,dan hanya mencakup sebagiannya saja.Karena itulah islam menjadi penutup
bagi agama-agama karena fleksibilitas dan keluasannya. (Subaiti,
2002)
Keluarga dan Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya bisa menimbulkan pengaruh positif atau
negatif pada seseorang.Anak baik yang berteman dengan teman sebaya yang tidak
baik,akan meniru nilai nilai perilaku yang tidak baik pula.Sebaliknya,anak yang
tidak baik apabila berteman dengan teman sebaya yang baik,akan meniru nilai
nilai perilaku yang baik.
At-Tirmidzi meriwayatkan,Rasulullah
S.A.W bersabda :”Seseorang itu sesuai kebiasaan temannya.Maka hendaklah
salah seorang dari kalian memperhatikan siapa yang ia temani “.Teman
berpengaruh terhadap keyakinan dan pemikiran seseorang.Inilah pengaruh paling
utama dari seorang teman.Allah S.W.T berfirman,”Dan Ingatlah pada hari
ketika orang orang zalim menggigit dua jarinya,menyesali perbuatannya seraya
berkata,Wahai sekiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul.Wahai celaka
aku! Sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku,sungguh dia
telah menyesatkanku dari peringatan Al-Quran,ketika Al-Quran itu telah datang
kepadaku.Dan setan memang pengkhianat manusia.Dan Rasul
berkata,”Yatuhanku,sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini
diabaikan”.(Al Furqan:28-30).Diriwayatkan dari Abu Musa,Bahwasannya Nabi
Muhammad S.A.W bersabda,”Perumpamaan teman yang baik dengan temanburuk itu
laksana tukang minyak wangi dan peniup ubupan api.Untuk tukang minyak
wangi,mungkin ia memberimu minyak wangi atau kau membelinya darinya,atau engkau
bisa mencium bau wangi darinya.Sementara dengan peniup ubupan api,mungkin ia
bisa membakar bajumu atau mencium bau tidak sedap darinya.Seorang penyair
berkata”Jangan bertanya tentang seseorang (pada orangnya secara langsung),tapi
tanyakan pada temannya,karena setiap orang itu mengikuti tingkah laku temannya.
Keluarga adalah pihak
pertama yang bertanggung jawab terhadap anaknya.Keluarg merawatnya saat setelah
lahir dan selalu mengawasi setiap waktunya.Keluarga berkewajiban memilihkan
teman teman baik bagi anaknya.Karena berteman adalah fase penting yang harus
dilewati oleh setiap anak,Untuk itu,para orangtua dan pendidik berkewajiban
memilihkan teman teman yang baik untuk anak anak.Orangtua dituntut untuk
memastikan teman anaknya adalah teman yang baikuntuk berbincang,berbisik dan
bermain bersama.Disamping itu juga orangtua dituntut untuk memberikan anak
makanan yang halal,agar tubuhnya tumbuh berkembang dalam kehalalan,dan
dagingnya yang tumbuh jauh dari dosa.Untuk itu supaya anak menjadi seorang
muslim dan muslimah yang lurus dan sesuai fitrah ,para orangtua harus berupaya
untuk membentuk masa kanak kanak yang lurus dan memelihkan teman yang baik
untuk mereka. (Asy-Syantut, 2013)
Peran Media Dalam Kehidupan
Faktor besar yang
menjadikan anak anak tidak membaca dan mendorongnya agar berbuat menyimpang
dari Al-Quran adalah karena mereka sering menyaksikan tayangan-tayangan yang
tidak layak yang di tayangkan di televisi.Baik berupa tindakan
kriminal,film-film porno,dan apa saja yang mereka baca dari majalah dan
cerita-cerita fiksi yang ada di komik,hingga akhirnya mereka lebih menyukai
cerita dalam komik dibandingkan membaca Al-Quran.Padahal itu semua bisa
menyerang akhlak orang dewasa.Lantas,bagaimana jadinya jika anak di usia
pubertas atau kanak kanak ?.Sudah dimaklumi bersama,bahwa anak tatkala telah
berakal maka,gambar gambar dan tontonan ini akan senantiasa melekat dalam benak
dan khayalan mereka.
Tanpa disadari nanti ia akan lebih suka meniru apa yang sering di
tontonnya dan apa yang di bacanya.Tidak ada bahaya yang paling besar bagi anak
di usia puber kecuali bahaya tontonan yang memicunya berbuat jahat dan
melakukan perbuatan hina,terlebih lagi jika anak tidak mendapat penjagaan dan
pengawasan dari kedua orangtuanya.Tidak di ragukan lagi bahwa kondisi yang
rusak seperti ini di dukung oleh media,yang memiliki pengaruh yang besar pada
diri anak anak di usia kanak kanak atau pubertas.Sehingga nasihat dan arahan
dari orangtua dan para pendidik tidak lagi bermanfaat baginya. (Ulwan, 2012)
Peran Seorang Pendidik
Salah satu tanggung jawab pendidikan paling besar yang mendapat
perhatian islam adalah tanggung jawab seorang pendidik terhadap siapa saja yang
menjadi tanggung jawabnya untuk mengajari,mengarahkan dan mendidik.Ini adalah
tanggung jawab yang besar ,sebsb tanggung jawab ini di mulai dari kelahiran
anak hingga menjadi seorang mukallaf ( orang yang terbebani dan terpercaya )
Diriwayatkan oleh Ibnu Khaldun di dalam muqaddimahnya bahwa
Khalifah Harun Arrasyid tatkala menyerahkan anaknya yaitu Al-Amin kepada
seorang pendidik,ia berkata kepadanya “Wahai Ahmar,sesungguhnya Amirul Mukminin
telah menyerahkan belaian jiwa dan buah hatinya kepadamu,maka jadikanlah
tanganmu terbuka untuknya ,engkau wajib taat kepadanya,jadikanlah ia
sebagaimana Amirul Mukminin meletakkanmu.Bacakanlah ia Al-Quran,kenalkan ia
dengan sejarah pendahulu,lantunkan untuknya syair syair,ajari ia sunnah
sunnah,ajari ia tempat tempat pembicaraan dan permulaannya,cegahlah ia dari
tertwa kecuali pada waktunya.Janganlah sampai terlewatkan sesaatpun dari waktu
kecuali engkau telah mendapatkan faedah darinya tanpa engkau sesali hingga
mematikan akalmu,dan janganlah engkau perpanjang toleransimu kepadanya sehingga
ia hiasi dirinya dengan kekosongan.Kuatkanlah ia dengan kedekatan dan
kelembutan dan hindarilah dari ikap keras dan bengis.
Diriwayatkan juga tentang penjagaan para salaf terhadap anak
anak,bahwasannya mereka berusaha keras memperkuat hubungan antara anak anak
dengan para pendidiknya.Mereka merasa sedih sekali manakala mereka kehilangan
suatu waktu dikarenakan takutnya mereka seandainya anak anak mereka tidak
terdidik sebagaimana yang mereka inginkan.Diceritakan oleh Ar-Raghib
Al-Ashfahani bahwa khalifah Al Manshur pernah mengutus orang kepada orang yang
ditahannya dari Bani Umayyah.Ia ( Utusan )berkata kepada mereka,”Perkara apa yang paling berat
di dalam tahana ini ?”Mereka menjawab.”Hilangnya pendidikan anak anak
kami.”.Diantara perhatian secara umum maupun khusus tentang
pendidikan anak dan pentingna memilihkan seorang pendidik yang paling baik bagi
mereka yang nantinya bisa memberikan dasar dasar pendidikan yang benar.Sebab
merekalah yang bertanggung jawab,yang mendapatkan amanah ,yang akan dihisab dan
akan disiksa jika mereka meremehkan kewajibannya perihal pendidikan anak.Adapun
tanggung jawab yang paling utama adalah sebagai berikut (Ulwan, 2012) :
1.
Tanggung jawab pendidikan iman.
2.
Tanggung jawab pendidikan moral.
3.
Tanggung jawab pendidikan fisik.
4.
Tanggung jawab pendidikan akal.
5.
Tanggung jawab pendidikan kejiwaan.
6.
Tanggug jawab pendidikan sosial.
Cara mengajari anak membaca Al Quran
Cara mengajari anak membaca Al-Qur'an sangat penting
diketahui oleh para orang tua yang menginginkan anaknya agar bisa membaca
alquran dengan baik benar. Cara mengajari anak membaca Al-Quran bisa anda
terapkan didalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk sang anak tentunya.Dengan
mengajari anak membaca Al Quran sejak usia dini akan memudahkan anak dalam
mempelajari bacaan Al Qur'an dan juga membantu mengenalkan anak terhadap agama.
Setiap orang tua menginginkan agar anaknya tidak hanya sekedar bisa membaca Al
Quran tetapi juga bisa menghafalnya.Adapun cara cara mudah agar anak mudah
dalam membaca Al Quran adalah sebagai berikut :
·
Pertama, ketika ibunda
sedang hamil,baca dan sering-sering lah memperdengarkan musik ayat-ayat Al
Qur'an.Namun lebih utama adalah ibu hamil membiasakan diri dalam membaca Al
Qur'an atau mengaji sebelum dan selama kehamilan. Hal ini sudah banyak dibuktikan
kalau ibu hamil membaca dan mendengarkan Al Qur'an akan mempengaruhi janin
dalam kandungannya.
·
Kedua, pendengarkan
ayat-ayat Al Qur'an di rumah setiap hari, baik itu melalui VCD, Televisi atau
dari sebuah ponsel.Memperdengarkan ayat Al Qur'an ini tidak harus anak selalu
mendengarkannya, biarkan anak tetap bermain yang penting alunan atau suara dari
ayat-ayat Al Qur'an tetap terdengar.Karena meskipun anak fokus pada
permainannya, sebenarnya dia tetap mendengar ayat-ayat Al Qur'an tersebut dan
dengan sendirinya anak akan hafal dan tertarik untuk mendengarkan secara
langsung.
·
Ketiga,dalam mengajari
anak membaca Al Qur'an lakukan secara konsisten dan jangan putus-putus,buatlah
jadwal dengan menyesuaikan keadaan anak agar anak mengerti kalau pada waktu-waktu
tertentu anak belajar mengaji.Jangan gunakan waktu bermain dan istirahat anak
karena hal tersebut akan mengganggu anak dan akan menjadikan anak enggan untuk
belajar.
·
Keempat, orangtua tidak
hanya mengajari anak membaca Al Qur'an tapi orangtua juga harus menjadi contoh
bagi anak-anak mereka dalam belajar membaca Al Qur'an.Agar anak mudah dan
senang dalam membaca Al Qur'an, maka orang tua juga harus membaca Al Qur'an
setiap waktu di rumah.Ingat, anak adalah peniru yang hebat, apa yang dilihat
anak baik didalam rumah atau diluar rumah akan sangat mudah di tiru oleh sang
anak. (Rohmatika, 2015)
Keutamaan
Membaca Al Quran
Membaca Al Quran adalah
perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ
يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29)
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
(30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan
kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”(QS.
Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه
الآية يقول: هذه آية القراء.
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in,wafat 95H) jika
membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca
Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al
Quran?
- Satu
hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu‘anhu berkata:“Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallambersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran
maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan
menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan
tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di
dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ،
فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا
إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ
عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya
kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak
mengatakan itu untuk الم , akan tetapi
untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” Dan hadits ini sangat menunjukan
dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak
paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan.
Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam
(yang bukan Arab), baik yang bisa bahasa Arab atau tidak.
- Kebaikan
akan menghapuskan kesalahan.
{إِنَّ
الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ} [هود: 114]
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud: 114)
- Setiap
kali bertambah kuantitas bacaan, bertambah pula ganjaran pahala dari
Allah.
عنْ تَمِيمٍ الدَّارِىِّ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ
قُنُوتُ لَيْلَةٍ»
“TamimAdDary radhiyalahu‘anhu berkata:“Rasulullah shallallahu‘alaihiwasallambersabda: “Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam
dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad
dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6468).
- Bacaan
Al Quran akan bertambah agung dan mulia jika terjadi di dalam shalat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- « أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ
يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْنَا نَعَمْ. قَالَ «
فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ
ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Maukah salah seorang dari kalian jika dia
kembali ke rumahnya mendapati di dalamnya 3 onta yang hamil, gemuk serta
besar?” Kami (para sahahabat) menjawab: “Iya”,Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Salah seorang dari kalian membaca tiga ayat di dalam shalat
lebih baik baginya daripada mendapatkan tiga onta yang hamil, gemuk dan besar.”
(HR. Muslim).
Kesimpulan
Pendidikan
terhadap anak merupakan faktor penting yang sangat diperhatikan dalam islam,dan
kita harus memperdalam islam dengan cara memperdalam pemahaman kita terhadap
Al-Quran .Apabila para pendidik sudah lepas tangan dari Al-Quran dan tidak
mengajarkan sesuai dengan ajaran islam,lalu bagaimana nanti kehidupan generasi
setelahnya.Padahal jika ditilik dari segi kelengkapannya al-Quran adalah kitab
yang lengkap,tidak hanya mementingkan pendidikan yang bersifat duniawi tetapi
juga ukhrawi.Maka dari itu marilah kita ajari anak anak kita agar lebih dekat
lagi dengan Al-Quran.
Daftar Pustaka
Asy-Syantut, K. A. (2013). Mendidik
Anak Laki-Laki. Solo: Pt. Aqwam Media Profetika.
Rohmatika, D. (2015). Tips mengaji anak. jakarta.
Subaiti, M. (2002). Akhlak keluarga Muhammad S.A.W. Jakarta:
PT.Lentera Basritama.
Ulwan, A. N. (2012). Pendidikan Anak Dalam Islam. Solo: Insan
Kamil.
No comments:
Post a Comment