Makalah
“Hubungan Diplomatic Indonesia-Iran
Dalam Bidang Ekonomi dan Keamanan”
Dosen Pembimbing:
Novi Rizka Amaliya, M.A
Oleh:
Amin Nasrullah
Azraf Aldeo Yasin
Muhammad Anis Fouad
Aldin Ahyana
Firman Sulaiman
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS HUMANIORA
UNIVERSITAS DARUSSALAM
KAMPUS SIMAN
2017
Pendahuluan.
Iran adalah
sebuah negara Timur Tengah yang
terletak di Asia Barat
Daya. Meski negara ini telah dikenal penduduk lokal
sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran
masih disebut Persia di dunia Barat. Pada
tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan
bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognatperkataan "Arya" yang berarti
"Tanah Bangsa Arya". Iran berbatasan
dengan Azerbaijan, dan Armenia di
barat laut, dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan di
timur laut, Pakistan,
dan Afganistan di
timur, Turki,
dan Irak di
barat, dan perairan Teluk Persia,
dan Teluk Oman di selatan. Pada tahun 1979, sebuah Revolusi
Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah Republik
Islam teokratis sehingga nama lengkap Iran saat ini
adalah Republik Islam Iran (جمهوری
اسلامی ایران).
Hubungan diplomatik Iran dan Indonesia telah dimulai sejak tahun
1950. Sejak itu, Indonesia memiliki kedutaan di Tehran, dan Iran juga memiliki
kedutaan besar di Jakarta. Di tingkat global, kedua negara adalah anggota penuh
Gerakan Non-Blok (GNB), dan Kelompok D-8. Selama ini hubungan diplomatik kedua
negara berjalan baik dan erat. Bahkan pemerintah Iran dan Indonesia terus
meningkatkan hubungan bilateral demi kepentingannya masing-masing. Selain
diikat oleh berbagai faktor yang menjadi kesamaan kedua negara, Tehran dan
Jakarta terus mengembangkan dan memperkuat faktor kolektif yang menjadi unsur
perekat hubungan Iran dan Indonesia.
Dalam politik luar negeri memiliki berbagai focus dan tantangan,
kejadian yang terjadi antara Indonesia dan Iran. Khususnya di bidang keamanan
dan ekonomi. Dalam makalah ini kelompok kami akan sedikit membahas tentang
politik luar negeri Indonesia dan iran dalam kedua bidang tersebut. Mulai dari
tantangan keaman dan juga tantangan di bidang ekonomi kedua negara tersebut. Pertahanan
atau keamanan tidak jauh - jauh dari persenjataan. Dan juga ekonomi yang tidak
luput dari pembahasan perdagangan.
Politik luar negeri Iran ke Indonesia yang
akan di bahas oleh kelompok kita kali ini memiliki dua cabang. Yaitu politik
luar negeri dari sudut pandang ekonomi dan politik luar negeri dari sudut
keamanan. Kerjasama bilateral yang terjalin antara Indonesia dan Iran ini
terjadi setelah lima tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 1950-an.
Maka dari situlah kami membuat beberapa kerangka berfikir, guna untuk
menyelaraskan kepemahaman kita bersama dalam memahami makalah ini.
Kerangka
pikiran
A.
Politik
Luar Negeri Indonesia dengan Iran
Indonesia telah mempunyai hubungan Politik bersama Iran mulai pada
tahun 1950. Kedutaan Indonesia-Iran berpusatkan di kota Teheran, sedangkan Duta
besar Iran bagi Indonesia berkantorkan di Jakarta. Kedua negara tersebut
mempunyai hubungan kerjasama di bidang Ekonomi dan Keamanan. Akan tetapi, dari
kedua bidang tersebut Indonesia lebih dominan pada bidang keamanan, lebih
khususnya kerjasama dalam urusan Nuklir pada tahun 2015. Menteri Luar Negeri
Iran YM. Morteza Sarmadi sangat mengapresiasi kepada Indonesia atas
kunjungannya ke Teheran, Iran pada
tanggal 24-26 September 2017 guna membahas kerjasama anatara kedua
negara serta Isu Politik Internasional.
Menurut Sarmadi, Indonesia sebagai negara muslim Sunni terbesar di
dunia dan Iran sebagai negara berpenduduk muslim Syiah terbesar di dunia, sudah
seharusnya bekerja sama guna menciptakan citra islam dengan tujuan kedamaian
dunia. Sarmadi pun mengatakan, dengan berbagai konflik yang terjadi di dunia
Internasional seperti perang saudara di Suriah, kelompok ekstrimis ISIS, serta
krisis kemanusian di rohingnya mengharuskan kita menjalin hubugan kerjasama
untuk memerangi para kelompok Ekstrismis/Terorisme tersebut. Politik Luar
Negeri kedua negara pun bersifat positif dalam bidang sosial, ekonomi, dan
pertahanan. Dengan menjalin hubungan yang baik setidaknya dapat memberi
pengaruh positif bagi dunia global, lebih detailnya dalam kedamaian dunia.
A.a. Politik Luar Negeri Indonesia-Iran dalam Bidang Pertahanan
Menurut Kolonel Militer Iran Shahriar Dasin, Iran dapat
mengembangkan kerjasama dengan Indonesia dalam masalah persenjataan. Iran
menganggap Indonesia sebagai negara sahabat dikarenakan mempunyai penduduk
muslim yang sama besarnya di dunia. Iran menawarkan kepada Indonesia karena
Iran telah mempunyai pengalaman dalam masalah peperangan selama delapan tahun
yaitu pada tahun 1980-1988. Sehingga Iran mengetahui secara menyeluruh tentang
kemiliteran, khusunya pada Angkatan Udara. Berbagai macam penawaran telah dilakukan
oleh militer Iran seperti Spare part pesawat tempur, rudal, nuklir dan
sebagainya. Iran siap menawarkan segala persenjataan untuk Indonesia, kolonel
Dasin telah mempertegasnya pada saat memperingati Hari Angkatan Bersenjata Iran
di Teheran pada 17 April 2017.
Isu Terorisme merupakan ancaman paling terbesar bagi Indonesia dan
Iran, salah satu Politik Luar Negeri Indonesia dengan Iran adalah memerangi
Para kelompok Ekstrimis tersebut. Akan tetapi, hubungan kerjasama antara kedua
negara dalam bidang militer belum sampai pada titik yang memuaskan, dan itu
adalah tugas iran untuk meluaskanya, “tutur kolonel Dasin. Hubungan politik
Indonesia-Iran telah berlangsung selama 67 tahun dalam bidang Sosial, Ekonomi,
dan Keamanan.
A.b. Politik Luar Negeri Indonesia-Iran dalam bidang Ekonomi
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Iran pada 15 Desember 2016 adalah
bentuk Politik beliau untuk menjalin kerjasama antara Indonesia-Iran dalam
bidang Ekonomi, khususnya kerjasama ladang minyak dan listrik. Hasil dari
kunjungan tersebut dengan menyepakati pengelolaan bersama dua ladang minyak di
AB-Teymoura dan Mansouri. Selain itu, terdapat juga kerjasama dalam pembangunan
refinery berkapasitas 300 ribu barel dengan nilai investasi sebesar USD 5
Milyar. Akan ada satu bisnis antara Indonesia-Iran dengan salah satu Bisnis
Swasta di Jawa Timur dalam masalah pembangunan refinery, Jokowi menyebutnya B2B
{Bisnis to Bisnis}.
Ekonomi bisnis Indonesia-Iran sangat diapresiasi oleh Jokowi,
“tutur Menteri ESDM Ignasius Jonan. Dalam hubungan kerjasama tersebut sejumlah
pejabat pemerintah Indonesia diutus oleh Jokowi untuk terbang ke Iran guna
menindak lanjuti kerjasama yang telah disepakati. Hasil dari kunjungan kedua
pada 25 Februari 2017 yaitu:
1.
Pengembangan
pembangkit listrik
2.
Transmisi
dan Distribusi
3.
Pertukaran
pengalaman mengenai pusat perbaikan pembangkit listrik
4.
Pengembangan
energi terbarukan
5.
Mendorong
dan meningkatkan investasi
6.
Mendorong
untuk melakukan dialog kebijakan
7.
dan
bidang-bidang lain yang disepakati para pihak.
Begitu pula dengan Iran yang ber-investasi di Indonesia sebesar
66,5 Triliun untuk kerjasamanya dalam bidang listrik.
Penutup
Kesimpulan
Negara Indonesia sejak 1950 telah menjalin hubungan diplomatic
dengan negara Iran. Hubungan kerjasama diantara kedua negara ini telah berlangsung
selama 67 tahun dan telah banyak menjalin kerjasama di berbagai bidang seperti
ekonomi dan keamanan. Hubungan bilateral diantara kedua negara ini banyak
menghasilkan kerjasama-kerjasama yang menguntungkan di antara kedua negara
dengan sama-sama melakukan investasi-investasi besar-besaran di masing-masing
negara.
Daftar Pustaka
·
(2016, Desember). Retrieved from PresidenRI.go.id.
·
(Indonesia - Iran Teken MoU
Kerja Sama Ketenagalistrikan dan Energi Baru Terbarukan, 2016)
· (RI-Iran
akan Teken Kerja Sama di 3 Bidang Usai Pertemuan Jokowi-Rouhani, 2016)
No comments:
Post a Comment