PERBANDINGAN PERADABAN
ISLAM DAN EROPA ABAD PERTENGAHAN
Amin Nashrullah HI 3A
Pemakalah Islamisasi Kelompok 53
Kalau kita masuk mesin waktu menuju abad pertengahan seperti abad ke-10
Masehi (ke-4 Hijriah) dan terbang menyusuri kota-kota dunia Islam dan kota-kota
dunia Barat, kita akan terkaget-kaget melihat perbedaan besar ¢ antara kedua dunia itu. Anda akan tercengang melihat sebuah dunia yang
penuh dengan kehidupan, kekuatan dan peradaban, yakni dunia Islam, dan sebuah
dunia lain yang primitif, sama sekali tidak ada kesan kehidupan, ilmu
pengetahuan dan peradaban yakni dunia Barat. ¢ Marilah kini kita bandingkan kota-kota di dunia itu. Kita
mulai dengan dunia Barat untuk melihat bagaimana penghidupan penduduknya,
keluasan kota-kotanya dan martabat orang-orangnya. ¢
KEADAAN DUNIA EROPA YANG PRIMITIF ¢ ¢ Dalam buku sejarah umum karya Lavis dan Rambou
dijelaskan bahwa Inggris Anglo-Saxon pada abad ke-7 M hingga sesudah abad ke-10
M merupakan negeri yang tandus, terisolir, kumuh dan liar. Rumah-rumah dibangun
dengan batu kasar tidak dipahat dan diperkuat dengan tanah halus.
Rumah-rumahnya dibangun di dataran rendah. Rumah-rumah itu berpintu sempit,
tidak terkunci kokoh dan dinding serta temboknya tidak berjendela. Wabah-wabah
penyakit berulang-ulang berjangkit menimpa binatang-binatang ternak yang
merupakan sumber penghidupan satu-satunya. Tempat kediaman dan keamanan manusia
tidak lebih baik dari hewan.
Pada masa itu Eropa penuh dengan hutan-hutan belantara. Sistem pertaniannya
terbelakang. Dari rawarawa yang banyak terdapat di pinggiran kota, tersebar bau-bau
busuk yang mematikan. Rumah-rumah di Paris dan London dibangun dari kayu dan
tanah yang dicampur dengan jerami dan bambu (seperti rumahrumah desa kita
setengah abad yang lalu). Rumahrumah itu tidak berventilasi dan tidak punya
kamar-kamar yang teratur. Permadani sama sekali belum dikenal di kalangan
mereka. Mereka juga tidak punya tikar, kecuali jerami-jerami yang ditebarkan di
atas tanah.
Mereka tidak mengenal kebersihan. Kotoran hewan dan sampah dapur dibuang di
depan rumah sehingga menyebarkan bau-bau busuk yang meresahkan. Satu keluarga
semua anggotanya (laki-laki, perempuan dan anak-anak) tidur di satu kamar
bahkan seringkali binatang-binatang piaraan dikumpulkan bersama mereka. Tempat
tidur mereka berupa sekantung jerami yang di atasnya diberi sekantung bulu
domba sebagai bantal. Jalan-jalan raya tiada ada saluran airnya, tidak ada
batu-batu pengeras dan lampu. Kota terbesar di Eropa berpenghuni tidak lebih
dari 25.000 orang. ¢ Begitulah keadaan bangsa Barat pada abad pertengahan
sampai abad ke-11 Masehi, menurut pengakuan para sejarawan mereka sendiri. ¢
DUNIA ISLAM ABAD PERTENGAHAN ¢ Kini marilah kita beralih ke Timur, ke kota-kota besar Islam seperti
Baghdad, Damaskus, Cordoba, Granada dan Sevilla untuk mengetahui bagaimana
keadaan kota-kota ini dan bagaimana pula peradabannya. Kini marilah kita tengok
kota-kota di Andalusia yang bertetangga dengan Eropa yang telah kita bicarakan.
CORBODA Kita mulai dengan Cordoba,
kita coba memperhatikan bentukbentuk yang tampak, bukan segala sesuatu yang ada
di situ. Di masa Abdurrahman III dari Bani Umayyah Cordoba adalah ibukota
Andalus yang muslim. Malam hari kota itu diterangi lampu-lampu sehingga pejalan
kaki memperoleh cahaya sepanjang sepuluh mil tanpa terputus. Lorong-lorongnya
dialasi dengan batu ubin. Sampah-sampah disingkirkan dari jalan-jalan. Cordoba
dikelilingi taman-taman yang hijau. Orang yang berkunjung ke sana biasanya
bersenang-senang terlebih dahulu di kebun-kebun dan taman-taman itu sebelum
sampai di kota. Penduduknya lebih dari satu juta jiwa (pada masa itu kota
terbesar di Eropa penduduknya tidak lebih dari 25.000 orang). Tempat-tempat
mandi berjumlah 900 buah dan rumahrumah penduduknya berjumlah 283.000 buah.
Gedunggedung sebanyak 80.000 buah, masjid ada 600 buah dan luas kota Cordoba adalah
delapan farsakh (30.000 hasta). Masyarakat disitu semua terpelajar. Di pinggiran kota bagian timur terdapat
170 orang wanita penulis mushaf dengan Khat Kufi. Di seluruh Cordoba terdapat
lima puluh rumah sakit dan delapan puluh sekolah. Orang-orang miskin menuntut
ilmu secara cumacuma. ¢ Adapun mesjidnya sampai sekarang bekas-bekasnya masih
merupakan bukti abadi dalam seni dan kreasi. Tinggi menaranya 40 hasta dengan
kubah yang menjulang berdiri di atas batang-batang kayu berukir yang ditopang
oleh 1093 tiang yang terbuat dari berbagai macam marmer berbentuk papan catur.
Di malam hari masjid itu diterangi dengan 4.700 buah lampu yang setiap
tahun menghabiskan 24.000 ritl minyak. Di sisi selatan masjid tampak 19 pintu
berlapiskan perunggu yang sangat menakjubkan kreasinya, sedang di pintu
tengahnya berlapiskan lempengan-lempengan emas. ¢ Di sisi sebelah timur dan barat juga tampak 9 buah pintu yang serupa.
Menurut sejarawan Barat mihrabnya merupakan fenomena paling indah yang terlihat
mata manusia. Tidak ada dalam peninggalan manapun (entah klasik atau modern)
yang melebihi keindahan dan keagungannya. ¢
Di Cordoba terdapat istana Az-Zahra yang abadi dalam sejarah karena nilai
seni dan kecanggihannya sehingga sejarawan Turki, Dhiya Pasya, mengatakan bahwa
istana itu merupakan keajaiban jaman yang belum pernah terlintas imajinasinya
dalam benak para arsitek sejak Allah menciptakan alam. Tidak tergambar sebuah
skets pun seperti sketsnya dalam akal para insinyur sejak diciptakannya akal
manusia. Di istana Az-Zahra terdapat majelis bernama Qashrul Khalifah (semacam
istana kepresidenan). Langit-langit dan dindingdindingnya terbuat dari emas dan
marmer tebal yang jernih warnanya dan beraneka macam jenis. Di bagian tengahnya
terdapat sebuah kolam besar yang penuh dengan air raksa. Di setiap sisi mejelis
terdapat delapan pintu melengkung yang terbuat dari gading dan kayu jati yang
dihias dengan emas dan macam-macam permata yang berdiri tegak di atas lantai
marmer berwarna dan kristal jernih. Matahari masuk melalui pintu-pintu itu dan
sinarnya jatuh mengenai bagian tengah majelis dan dinding-dindingnya sehingga
terpancar dari situ sinar yang sangat menyilaukan.
Di istana agung inilah khalifah Al-Mustansir (tahun 351 H) menyambut raja
Spanyol Kristen, Ardoun Alfonso. Ketika memasuki Az-Zahra raja Spanyol itu
tercengang melihat kemegahan dan keagungan istana tersebut, begitu pula ketika
melihat para pelayan, laskar dan senjatasenjatanya. ¢ Ia lebih tercengang lagi tatkala berada di majelis (singgasan) khalifah Al
Mustansir. Ia melihat khalifah didampingi para bangsawan, pembesar kerajaan,
tokohtokoh ulama, khatib dan panglima-panglima besar. Ketika raja Spanyol
menghampiri khalifah Al Mustansir ia melepas topi dan mantelnya dan tetap dalam
keadaan demikian sampai khalifah mengijinkannya mendekat. ¢
Tatkala menghadap khalifah ia merebahkan diri bersujud sesaat kemudian
berdiri tegak, lalu maju bebarapa langkah dan kembali bersujud. Itu
dilakukannya berulang-ulang sampai ia berdiri di hadapan khalifah. Kemudian
membungkukan lagi untuk mencium tangannya.Setelah itu ia pun mundur kembali ke
belakang tanpa membalikkan badan membelakangi khalifah, lalu duduk di kursi
yang telah disediakan. ¢ Khalifah menyampaikan ucapan selamat datang kepadanya
dan berkata,”Hendaklah kedatangan Anda menyenangkan Anda. Disini Anda akan
mendapat perlakuan yang baik dan penerimaan yang lapang dari kami melebihi apa
yang Anda harapkan”. ¢
Tatkala ucapan khalifah
diterjemahkan kepadanya, wajahnya berseri-seri. Ia lalu turun dan mencium
permadani sambil berkata,”Saya adalah hamba Tuanku, Amirul mukminin. Saya
bersandar pada keutamaan Tuan menuju kemuliaan Tuan, bertahkim kepada Tuan dan
orang-orang Tuan. Dimanapun Tuan meletakkan saya karena keutamaan Tuan dan
mengganti saya karena perintah Tuan. Saya tetap berharap bisa maju di barisan
dengan ikhlas dan nasihat yang murni”. Khalifah berkata kepadanya,”Anda layak
mendapat perlakuan baik kami. Kami akan memprioritaskan dan mengutamakan Anda
atas para pemeluk agama Anda terhadap hal-hal yang menyenangkan dan membuat
Anda dikenal karena kecondongan Anda kepadanya kami dan keinginan Anda berlindung
di bawah naungan kekuasaan kami”.
GRANADA Jika kita beralih dari Cordoba ke Granada, maka akan tersingkap
keagungan bangunan dalam istana Al-Hamra yang merupakan lambang keajaiban yang
mencengangkan orang-orang yang melihatnya dan selalu menjadi pusat perhatian
para wisatawan dari manca negara kendati jaman datang silih berganti. Istana ini didirikan di
atas bukit yang menghadap ke kota Granada dan hamparan ladang yang luas dan
subur yang mengelilinginya kota itu sehingga tampak sebagai tempat terindah di
dunia. Disitu terdapat ruangan yang banyak, antara lain ruang Al Aswad, ruang
Al Ukhtain, ruang keadilan dan ruang para duta. Dalam pembicaraan yang singkat
ini kita tidak mungkin menggambarkan Al Hamra secara detail, tetapi cukuplah
kita dengarkan senandung penyair Perancis, Victor Hugo yang mengatakan : 'Wahai
Al Hamra! Wahai istana yang dihias oleh malaikat seperti kehendak khayalan, dan
dijadikannya lambang keserasian! Wahai benteng yang memiliki kemuliaan, yang
dihias dengan ukiran dan lukisan, bak bunga-bunga dan ranting-ranting yang
rindang menggelantung! Tatkala sinar rembulan yang keperakperakan memantul pada
dinding-dindingmu, dari selasela bangunan Arab-mu, terdengar bagimu di malam
hari suara yang menyihir akal'.
SEVILLA Adapun pembicaraan mengenai kota-kota Andalus yang lain berikut
kemajuan dan kebesaran yang dicapainya, itu merupakan pembicaraan yang panjang
pula. Cukuplah bagi kami di sini menyebutkan bahwa di kota Sevilla terdapat
6000 alat tenun untuk sutera saja. Setiap penjuru kota Sevilla dikelilingi
pohon-pohon zaitun, dan karena itulah di situ terdapat 100.000 tempat pemerasan
minyak zaitun. Secara umum, kota-kota Spanyol ramai sekali. Setiap kota terkenl
dengan berbagai macam industrinya yang diincar oleh bangsa Eropa dengan antusias.
Bahkan kota-kota itu terkenal dengan pabrik-pabrik baju besi, topi baja, dan
alat perlengkapan baja lainnya sehingga orang-orang Eropa datang dari setiap
tempat untuk membelinya. Renault berkata, Ketika bangsa Arab menyerbu Perancis
Selatan dari Andalus dan menaklukkan kota-kota Narbonne, Avignon, Lion, dan
lain-lain, mereka dilengkapi dengan senjata-senjata yang tak dimiliki bangsa
Eropa.
D. BAGHDAD ¢ Seluruh biaya yang dibelanjakan untuk membangun Baghdad
mencapai 4.800.000 dirham, sedang jumlah pekerja yang bekerja di situ mencapai
100.000 orang. Baghdad mempunyai tiga lapis tembok besar dn kecil mencapai
6.000 buah di bagian timur dan 4.000 buah di bagian barat, Selain sungai Dijlah
dan Furat, di situ juga terdapat 11 sungai cabang yang airnya mengalir ke
seluruh rumah-rumah dan istana-istana Baghdad. Di sungai Dijlah sendiri terdapat 30.000 jembatan. ¢ Tempat mandinya mencapai 60.000 buah, dan di akhir masa pemerintahan Bani
Abbas jumlah ini berkurang menjadi hanya beberapa puluh ribu buah.
Masjid-masjid mencapai 300.000 buah, sementara penduduk Baghdad dan kebanyakkan
ulama, sastrawan dan filsuf sudah tak terhitung lagi jumlahnya
PERKATAAN ABU BAKAR AL KHATIB DALAM MENGGAMBARKAN BAGHDAD: ...sampai kita
lalai menyebutkan banyak hal dari kebaikan-kebaikan yang dikhususkan Allah bagi
Baghdad di hadapan seluruh dunia, Timur dan Barat. Di antara kebaikan-kebaikan
tersebut ialah akhlak-akhlak mulia, perangi-perangi menyenangkan, air-air tawar
yang melimpah, buah-buah yang banyak dan segar, keadaan-keadaan yang indah,
kecakapan dalam setiap pekerjaan dn penghimpunan bagi setiap kebutuhan,
keamanan dari munculnya bid`ah, kegembiraan terhadap banyak ulama dan penuntut
ilmu, ahli fiqh dan orang yang belajar fiqh, tokoh-tokoh ilmu kalam,
pakar-pakar ilmu hitung dan ilmu nahwu, penyair-penyair piawai, perawi-perawi
khabar, nasab dan seni sastra, berkumpulnya buah-buahan berbagai musim di satu
musim yang hal itu tak pernah ada di negeri manapun di dunia ini kecuali di
Baghdad (terutama pada musim rontok). Jika seseorang merasa kesempitan tempat tinggal, ia bisa mendapatkannya
yang lebih lagi. Jika ia melihat sebuah tempat yang lebih disenangi daripada
tempatnya semula maka ia tidak kesulitan untuk pindah ke sana dari sisi manapun
yang dikehendakinya dan dari penjuru manapun yang meringankannya. Bilamana
seseorang ingin menyelamatkan diri dari musuhnya maka pasti ia menjumpai orang
yang akan melindunginya, jauh atau dekat. Jika ia kemudian mau mengganti sebuah
rumah dengan rumah yang lain atau sebuah lorong yang lain atau sebuah jalan
raya dengan jalan raya yang lain maka ia dapat dengan mudah melakukannya sesuai
dengan keadaan dan waktu. Lebih dari itu, para pedagang yang sukses,
sultan-sultan yang agung dan para penghuni terhormat di rumah-rumah selalu
menebarkan kebaikan dan kemanfaatkan kepada orang-orang yang kondisinya di
bawah mereka. Itulah di antara khazanahkhazanah agung Allah yang tak pernah
diketahui hakikatnya kecuali oleh Dia sendiri.
Darul Khilafah (Istana kekhalifahan) luasnya melebihi sebuah kota besar
dari kota-kota Suriah sekarang. Di situ terdapat 11.000 orang pelayan yang
terhitung dan ribuan lainnya yang tak terhitung. Setiap kelompok pelayan ysng
bergilir menjaga dan membersihkan kamar terdiri dari 4000 orang. Tatkala utusan
raja Romawi datang ke sana, ia di tempatkan di gedung tamu. Para serdadu yang
berjumlah 160.000 penuggang kuda dan pejalan kaki berbaris dari gedung tamu ke
istana khalifah. Sang utusan raja berjalan di tengah-tengah barisan hingga
sampai di istana. Ia lalu memberi salam kepada khalifah. Khalifah memrintahkan
agar utusan itu dibawa berkeliling melihat-lihat Darul Khalifah yang saat itu
telah di kosongi, di dalamnya hanya tinggal 7000 pelayan, 700 penjaga pintu,
dan 4000 budak kulit hitam. lemari-lemari dibuka, senjata-senjata dan peralatan
perang tersusun rapi di dalamnya, seperti layaknya peralatan pengantin.
¢ Ketika utusan raja Romawi memasuki istana pohon , serta merta ia terengang
melihat sebuah pohon yang terbuat dari perak yang beratnya 500.000 dirham yang
memiliki delapan belas cabang dan setiap cabang memiliki ranting-ranting kecil
yang dihinggapi burung-burung dari semua jenis, besar dan kecil yang itu
terbuat dari emas dan perak. Kebanyakan ranting-ranting pohon itu terbuat dari
perak. Kebanyakan ranting-ranting pohon itu terbuat dari perakdan sebagian dari
emas. Di saat-saat tertentu ranting-ranting itu bergoyanggoyang. Daun-daunnya
yang beraneka warna bergerak-gerak seperti layaknya daun-daun pohon yang di
terpa angin. Setiap burung perak dan emas bersiul dan berkicau. Di sebelah
istana pohon itu terdapat 15 buah patung penunggang kuda yang dikenakan baju
sutera dan menggengam lembing di atas tombak. Patung-patung itu berputar pada
satu garis seolaholah saling mengarah satu sama lain.
Para sejarawan menyebutkan bahwa jumlah permadani yang dihamparkan di Darul
Khilafah untuk menyambut kunjungan utusan raja Romawi sebanyak 22.000 buah,
selain yang terhampar di majelis-majelis dan gedung-gedung yang lain. Di
istana-istana digantungkan 38.000 buah tirai sutera emas. ¢ Maka tidak aneh apabila utusan raja Romawi itu selalu dicekam rasa takjub
dan tercengang ketika menyaksikan keagungan Darul Khilafah karena memang di
dunia pada saat itu tidak ada sebuah istana pun yang menyamai istana yang
dilihatnya itu. Semua penuturan di atas cukuplah kita jadikan sebagai bukti dan
untuk memahami mutiara-mutiara peradaban kita di masa-masa kejayaan dan kebesarannya
No comments:
Post a Comment